Pemanfaatan Bio-Slurry sebagai Bahan Batako Berdampak terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Galengdowo Kabupaten Jombang

J E Sutanto, Wahyu Nilam Sari, Rachmanu Eko Handriyono, Gervasius Herry Purwoko, Maritha Nilam Kusuma

Abstract


Kotoran (faeces) sapi, satu hingga tiga ekor, menghasilkan rata-rata 40 kg/hari. Faces itu dimanfaatkan warga untuk dijadikan biogas. Dalam proses pembentukan biogas terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bio-slurry. Melihat banyaknya limbah bio-slurry di Desa Galengdowo, tim pelaksana tertarik untuk mengetahui apakah bio-slurry dapat dijadikan batako sesuai memenuhi standar SNI 03-0349-1989 tentang bata beton (batako). Sebelumnya, dibuat percobaan menggunakan sampel bio-slurry dari peternakan sapi di Desa Galengdowo, kemudian diuji kadar air dan kadar organik bio-slurry. Batako dibuat secara manual dalam dua bentuk: (1) pejal berukuran 10 x 9 x 39 cm dan (2) batako berlubang berukuran 10 x 19 x 39 cm. Batako dibuat mengikuti panduan modul pelatihan pembuatan ubin. paving blok dan batako. Uji kualitas batako dilakukan secara laboratorium yakni kuat tekan dan daya serap air batako. Juga dilakukan uji sederhana bentuk dan ukuran, struktur, uji jatuh dan uji gores. Hasil pembuatan batako dapat disimpulkan: Bio-slurry di Desa Galengdowo setelah dikeringkan memiliki kadar air 1,87% dan kadar organik 80,98%. Batako dengan campuran bio-slurry yang dikeringkan memiliki kualitas terbaik kode C, batako bentuk pejal, dengan kuat tekan 33,28 kg/cm2 kategori IV sesuai SNI 03-0349-1989. Serta kualitas batako bio-slurry berdasarkan kuat tekan masuk dalam kategori I, III dan IV sesuai SNI 03-0349-1989. Sementara itu, berdasarkan uji praktis dan sederhana, mempunyai hasil mayoritas kurang baik karena batako dibuat secara manual.

Full Text:

PDF

References


Budiyanto, K. (2011). Tipologi Pendayagunaan Kotoran Sapi dalam Upaya Mendukung Pertanian Organik di Desa Sumbersari, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Jurnal Gamma. 7 (1): 42-49.

Chen, P., Feng, B., Lin, Y., dan Lin, C. (2019). Solidification and Stabilization of Sewage Sludge and MSWI. Bottom Ash for Beneficial Use as Construction Materials. 31(1).

Hendratmo, M. U.( 2010). Analisis Kuat Tekan Batako dengan Limbah Karbit sebagai Bahan Tambah. Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: UNY.

Hermawan, B., Qoddriyah, L., dan Pustpita, C. (2005). Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Sumber Biogas untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri. Karya Tulis Ilimiah Mahasiswa. Jurusan Kimia. FMIPA Universitas Lampung.

Mulyono, T. (2003). Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi.

Neville , A. M. (1997). Properties of Concrete. New York.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Thaun 2001. Tentang Pengelolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Simanjuntak, A.K., dan Waluyo, Djoko. (1982). Cacing Tanah Budidaya dan Pemanfaatannya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Syaifullah, H., dan Abu Bakar. (2013). Beternak Sapi Potong. Tangerang Selatan: Infra Pustaka.

Wahyuni, S. (2009). Biogas. Jakarta: Penebar Swadaya.




DOI: https://doi.org/10.32509/am.v3i01.976

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Indexed by:

     

 Recommended Tools :

  


ABDI MOESTOPO: Jurnal Pegabdian Pada Masyarakat

LPPM, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Kampus I, Jl. Hang Lekir I/8 Jakarta Pusat, Indonesia 10270
WA: +6282137118246 (Chat Only)

email: abdimoestopo@jrl.moestopo.ac.id