PROSES PEMBENTUKAN SELF ESTEEM DAN SELF IDENTITY PADA TEMAN TULI DI ORGANISASI GERKATIN DEPOK

Bagus Dwi Bramantyo, Dinda Rakhma Fitriani

Abstract


Teman Tuli adalah salah satu dari bagian elemen masyarakat yang mengalami keterhambatan dalam mendengar serta memproduksi bahasa, dimana hal tersebut menyebabkan dampak yang cukup kompleks dalam kehidupan sosialnya. Tujuan penelian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan self esteem dan self identity pada teman Tuli di organisasi GERKATIN Depok yang diawali dengan self disclosure dari teman Tuli itu sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Selain itu penelitian ini juga menggunakan teori identitas sosial yang di temukan oleh Henri Tajfel. Hasil penelitian menunjukkan jika teman Tuli sebenarnya tidak tertutup kepada teman dengar, justru sebenarnya teman Tuli ingin lebih dekat dengan teman dengar. Karena dengan bertukar pikiran dengan teman dengar, secara tidak langsung dapat meningkatkan self esteem dari teman Tuli. Selain itu identitas diri yang terbentuk pada teman Tuli adalah keinginan untuk dipanggil Tuli dibandingakan tunarungu, Karena Tuli merupakan identitas yang dilambangkan dengan kemampuan berbahasa isyarat.


Keywords


Self Disclosure, Self Esteem, Self Identity, Social Identity, Budaya Tuli

Full Text:

PDF

References


Bagyawati, A. F. (2016). Komunikasi Interpersonal Antar Penyandang Tunarungu (Studi Deskriptif Kualitatif Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Komunikasi Interpersonal Antar Anggota Komunitas Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia di Surakarta). Semarang: Universitas Sebelas Maret.

Barker, C. (2008). Cultural Studies Teori & Praktek. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Baroon, R. A. & Donn Bryne. (2003). Psikologi Sosial Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Bell, D., Arend C.,& Estelle S. (2016). Students with Hearing Impairment at a South African University: Self Identity and Disclosure. African Journal of Disability, 5(1), 2.

Dayakisni, T. (2006). Psikologi Sosial. Malang: Universitas Muhammdiyah Malang Press.

Devito, J. (2011). Komunikasi Antarmanusia: Edisi Kelima. Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group.

Ekspedisidifabel (2018). Membaca Data Disabilitas Indonesia Melalui Supas 2015: Penyandang Disabilitas atau Orang Dengan Beragam Kesulitan?. Diambil 2 Mei 2019, dari https://ekspedisidifabel.wordpress.com/2018/02/25/membaca-data-disabilitas-indonesia-melalui-supas-2015-penyandang-disabilitas-atau-orang-dengan-beragam-kesulitan

Istiyanto, S. B.,& Wiwik N. (2018). Etnografi Komunikasi Komunitas Yang Kehilangan Identitas Sosial dan Budaya di Kabupaten Cilacap. Jurnal Kajian Komunikasi, 6(1), 65.

Jacobson, B. (2003). The Social Psychology of the Creation of a Sports Fan Identity: A Theoretical Review of The Literature. Atheltic Insight : The Online Journal of Sports Psychology, 5(2), 2.

Jenkins, R. (2008). Social Identity (3rd Edition). London: Routledge.

Khaira, P. (2018). Hubungan Antara Self Esteem Dengan Body Image Pada Remaja Pria. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Kompasiana (2014). Pentingnya Komunikasi Dalam Kehidupan Manusia. Diambil 22 Juni 2019, dari https://www.kompasiana.com/elisigiro/552af7c1f17e61145bd623cc/pentingnya-komunikasi-dalam-kehidupan-manusia

Kompasiana (2016). Arah Pergerakan Organisasi/Lembaga Disabilitas. Diambil 29 Juni 2019, dari https://www.kompasiana.com/beprocess123/56fe6ac7519773c114a023b6/arah-pergerakan-organisasilembaga-disabilitas

Maryam, U. (2010). Pembentukan Identitas Sosial Anak-Anak Berdarah Campuran Kulit Putih Dan Aborigin Serta Pengaruhnya Terhadap Konflik Antar Kelompok Dalam Film Rabbit-Proof Fence. Depok: Universitas Indonesia.

Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Myers, D.G. (2012). Psikologi Sosial (Social Psychology). Jakarta: Salemba Humanika.

Ohoirenan, F. F. (2017). Komunikasi Interpersonal Dalam Mahasiswa Difabel (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Mahasiswa Tuli Di Deaf Art Community (DAC) Yogyakarta). Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Patton, M. Q. (1990). Qualitative Evaluation and Research Methods. Newbury Park: Sage Publications.

Prasetya, H. (2017). Komunikasi Dalam Mempertahankan Identitas Budaya Mahasiswa Perantau Pada Kebudayaan Baru. Wacana Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 16(1), 107.

Purwadi. (2004). Proses Pembentukan Identitas Diri Remaja. Indonesian Psychologycal Journal, 1(1), 47-48.

Rosyidah, H. (2015). Self Esteem Anak Jalanan Perempuan Usia Remaja Yang Tinggal Di Lingkungan Lokalisasi Balong Cangkring Mojokerto. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Sarifah, R. (2016). Identitas Sosial Dengan Prasangka Pada Prajurit TNI AD Terhadap Anggota Kepolisian. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 4(1), 78-79.

Stets, J. E., & Peter J. B. 2000. Identity Theory and Social Identity Theory. American Sociological Association, 63(3), 24.

Tempo (2018). Alasan Istilah Tuli Lebih Disarankan Ketimbang Tunarungu. Diambil 26 Juni 2019, dari https://difabel.tempo.co/read/1101923/alasan-istilah-tuli-lebih-disarankan-ketimbang-tunarungu

WHO (2019). Deafness and Hearing Loss. Diambil 3 Mei 2019, dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/deafness-and-hearing-loss

Winarsih, M. (2007). Intervensi Dini Bagi Anak Tunarungu Dalam Pemerolehan Bahasa. Jakarta: Depdiknas




DOI: https://doi.org/10.32509/wacana.v18i2.914

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 Indexed by:

     

 Recommended Tools :

 

 

WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu KomunikasiUniversitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Kampus I, Jl. Hang Lekir I/8 Jakarta Pusat, Indonesia 10270
WA: 085714422271 (Chat Only)

email: wacana@dsn.moestopo.ac.id

 

Creative Commons License

WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.