DAYA HAMBAT LARUTAN IRIGASI KUNYIT PUTIH (Curcuma Zedoaria) TERHADAP BAKTERI Enterococcus faecalis

Stanny Linda Paath, Mirza Aryanto, Arya Agung Permana Pongtiku

Abstract


Latar Belakang: Perawatan saluran akar bertujuan untuk menghilangkan bakteri dan mencegah terjadinya infeksi ulang. Namun, perawatan saluran akar bisa gagal karena bakteri di dalam akar, yaitu Enterococcus faecalis. Bakteri ini dapat dihilangkan dengan larutan NaOCl karena memiliki aktivitas antibakteri yang tinggi, tetapi memiliki kekurangan yaitu sitotoksik dengan aroma yang menyengat. Kunyit putih merupakan rempah-rempah dan sering digunakan sebagai obat tradisional. Ekstrak kunyit putih berpotensi menjadi alternatif bahan irigasi saluran akar karena mengandung bahan aktif yang bersifat antibakteri. Bahan dan Metode Penelitian: Penelitian dilakukan di 4 tempat berbeda yaitu laboratorium BPSI untuk pembuatan esktrak sampel kunyit putih, laboratorium kimia UI dan Yarsi untuk uji fitokimia, dan laboratorium bioteknologi PUSPIPTEK untuk uji daya hambat bakteri  Jenis penelitian eksperimental laboratorium yang menggunakan metode sumur/ zone well. Sampel berjumlah 28 sampel berupa biakan bakteri Enterococcus faecalis ATCC 29212 dalam media Mueller Hinton Agar (MHA). Empat kelompok perlakuan adalah ekstrak kunyit putih 80%, 100%, NaOCl 2,5%  dan akuades. Hasil Penelitian: Besar rata-rata daya hambat ekstrak kunyit putih (Curcuma zedoaria) konsentrasi 80% dan 100% adalah 1,69 mm dan 0,2686 mm, sedangkan pada NaOCl 2,5% sebesar 2,13 mm. Uji ANOVA  menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan  p=0,000 (p<0,05). Pembahasan: Ekstrak Curcuma zedoaria 80% memiliki daya hambat terhadap E. faecalis yang lebih tinggi dibandingkan konsentrasi 100%. Makin tinggi konsentrasi tidak membuat daya hambatnya makin tinggi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti difusi pada media agar dan tidak stabilnya ekstrak.  Kesimpulan: Ekstrak kunyit putih memiliki daya hambat yang rendah terhadap bakteri Enterococcus faecalis ATCC 29212 dibandingkan NaOCl 2,5%.


Keywords


Kunyit putih; Enterococcus faecalis; Daya Hambat; Irigasi Saluran Akar

Full Text:

PDF

References


Anonim. Laporan Nasional Riskesdas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2018.

Kartinawanti AT, Khoiruza AA. Penyakit Pupla dan Perawatan Saluran Akar Satu Kali Kunjungan: Literature Review. Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi. 2021;4(2):64–72.

Soraya C, Sunnati, Maulina V. Efek Antibakteri Ekstrak Batang Serai (Cymbopogoncitratus) terhadap Pertumbuhan Enterococcus Faecalis. Cakradonya Dent J. 2016;8(2):69–78.

Mozartha M, Silvia P, Sujatmiko Program Studi Kedokteran Gigi B. Perbandingan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Curcuma zedoaria dan Bahan Irigasi Natrium Hipoklorit 2.5% terhadap Enterococcus faecalis. Jurnal Material Kedokteran Gigi. 2019;8(1):22–9.

Asmah N. Pathogenicity Biofilm Formation of Enterococcus faecalis. Journal of Syiah Kuala Dentistry Society. 2022;5(1):47–50.

Peteers OA, Peters CI, Basrani B. Cleaning and Shaping of the Root Canal System. Dalam: Berman LH, Hargreaves KM (editor). Cohen’s Pathway of the Pulp 12th ed. St. Louis: Elsevier; 2021:238,239, 272-281.

Widiastuti D, Karima IF, Setiyani E. Efek Antibakteri Sodium Hypochlorite terhadap Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat. 2019;11(4):302–7.

Deviyanti S. Potensi Larutan Chitosan 0,2% sebagai Alternatif Bahan Irigasi dalam Perawatan Saluran Akar Gigi. Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi. 2018;14(1):6.

Permatasari R, Wulandari DS, Desti K, Wulandari S. Potensi Antibakteri Triphala sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar terhadap Bakteri Enterococcus faecalis. Andalas Dental Journal (ADJ). 2022;10(2):84–91.

Khanifah F. Uji Flavonoid Kunyit Putih (Curcuma zedoria) dan Kunyit Kuning (Curcuma longa) sebagai Senyawa Antibakteri Staphylococcus aureus. Prosiding Seminar Nasional Kimia.2022;1(1): 28-34.

Rohmah MN. Pemanfaatan dan kandungan kunyit (Curcuma domestica) Sebagai Obat Dalam Perspektif Islam. Es-Syajar: Journal of Islamic Integration Science and Technology. 2024;2(1):178–186.

Puspita SD, Yulianti R, Mozartha M. The Effectiveness of White Turmeric (Curcuma zedoaria) Extracts as Root Canal Irrigation Alternative Material on Streptococcus viridans. J Phys Conf Ser. 2019;1246(1):1-6

Wati I, Ramadianti M, Nurbani F, Pratiwi H. Pengaruh Konsentrasi Pelarut dan Nisbah Bahan Baku dengan Pelarut terhadap Ekstraksi Kunyit Putih (Curcuma Zedoria). Seminar Nasional Teknik Kimia Ecosmart[Internet].2018;143–51.Available from:http://ojs.akamigasbalongan. ac.id/index.php/ jurnal-migasian/article/view/65.

Hakim L. Rempah & Herbal Kebun-Pekarangan Rumah Masyarakat. Yogyakarta: Dandra Pustaka Nasional;2015:64-70.

Malahayati N, Widowati TW, Febrianti A. Karakterisasi Ekstrak Kurkumin dari Kunyit Putih (Kaemferia rotunda L) dan Kunyit Kuning (Curcuma domestica Val). agriTECH. 2021;41(2):134.

Wulandari L, Khotibul. Potensi Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata) Dalam Menghambat Bakteri Patogen (E. sakazakii, S. typi, dan L. monocytogenes). E-journal Ilmiah Bioscience-Tropic. 2023;8(2):18-31.

Yustinianus RR, Wunas J, Rifai Y, Ramli N. Curcumin Content in Extract of Some Rhizomes from Zingiberaceae Family. Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences. 2019;4(1):15–19.

Rasul MG. Conventional Extraction Methods Use in Medicinal Plants, their Advantages and Disadvantages. Int j basic appl sci. 2018;2(6):10–4.

Amelinda E, Widarta R, Darmayanti L. Pengaruh Waktu Maserasi Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 2018;7(4):165–74.

Schumacher A, Vranken T, Malhotra A, Arts JJC, Habibovic P. In vitro Antimicrobial Susceptibility Testing Methods: Agar Dilution to 3D Tissue-Engineered Models. Eur J Clin Microbiol Infect Dis. 2018; 37:187–208.

Hujjatusnaini N, Ardiansyah, Indah B, Afitri E, Widyastuti R. Buku Referensi Ekstraksi. Lestariningsih N (editor). Palangka Raya: IAIN Palangka Raya; 2021:157,188.

Tenda PE, Lenggu MY, Ngale MS. Antibacterial Activity Activity Test of Ethanol Extract of Faloak Tree Skin (Sterculia sp) on Staphylococcus Aureus Bacteria. Jurnal Info Kesehatan. 2017;15(1):227–39.

Nurhayati, L. S., Yahdiyani, N., Hidayatulloh, A. Perbandingan Pengujian Aktivitas Antibakteri Starter Yogurt dengan Metode Difusi Sumuran dan Metode Difusi Cakram. Jurnal teknologi Hasil Peternakan 2020;1(2):41-46

Ambareen Z, Konde S, Raj SN, C KN. Antimicrobial Efficacy of Herbal Extracts. Original Research International Journal of Oral Health Dentistry. 2015;1(3):108–13.

Armedita D, Verry A, Masyhudi A. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun, Kulit Batang dan Getah Angsana (Pterocarpus Indicus Willd) Terhadap Aktivitas Antibakteri. Proceeding Mulawarman Pharm Conf. 2018; 8:150-5.

Seja Y, Ardana M, Aryati F. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine americana L (Merr) Terhadap Aktivitas Antibakteri. Proceeding Mulawarman Pharm Conf. 2018; 8:150-5.

Sinarsih NK, Rita WS, Puspawati NM. Uji efektifitas ekstrak daun trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr) sebagai antibakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Journal of Applied Chemistry 2016;4(2):129-136.

Anastasia D, Desmarani A, Bellinda M. The effect of Curcuma zedoaria extract on Enterococcus faecalis. Journal of Indonesian Dental Assoctiation 2020;3(2): 61-64.

Aryanto M , Tjiptoningsih UG, Yordan B, Alawiyah T, Latifa W, Khusnudhani A. Daya hambat Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri enterococcus faecalis ATCC 29212. M-Dental education and research Journal 2023;3(2): 1-6.




DOI: https://doi.org/10.32509/jitekgi.v21i1.5024

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi (JITEKGI)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.