APA ITU INVESTIGATIVE REPORTING? Institut Studi Arus lnformasi
Abstract
Apakah semua wartawan menjalankan fungsi investigasi?
Jawabnya bisa ya bisa tidak. Sebagian wartawan mengatakan setiap Vreporter juga seorang investigator. Namun ada yang mengatakan tidak setiap wartawan melakukan investigasi. Wartawan yang ikut pertemuan pers, menyodorkan tape recorder dan sekali-kali menerima amp/op, pasti bukan seorang investigator.
Namun ada juga yang berpendapat setiap wartawan seyogyanya menjadi seorang investigator. Atau dipertajam /agi, ada ya.ng mengatakan bahwa setiap wartawan harus bisa menjadi seorang investigator. Entah itu wartawan di ba/ai kola atau reporter bisnis. Bahkan wartawan yang bertugas me/iput pakaian mode baru juga bisa menjadi investigator. Logikanya, kejahatan tidak mengenal bidang-bidang liputan. Di mana-mana bisa terjadi kejahatan.
Sebagian wartawan juga mengatakan bahwa investigasi adalah pekerjaan jurnalisme yang dikaitkan dengan upaya membongkar apa- apa yang dirahasiakan. Namun apakah membongkar skandal antara seorang manajer dengan mantan sekretarisnya juga dikategorikan investigasi? Berhakkah masyarakat maupun media masuk hingga ke ruang pribadi ini? Apa beda investigative reporting dan in-depth reporting?
DOI: https://doi.org/10.32509/wacana.v4i2.210
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Indexed by:
Recommended Tools :
Wacana: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Kampus I, Jl. Hang Lekir I/8 Jakarta Pusat, Indonesia 10270
WA: 085714422271 (Chat Only)
email: wacana@dsn.moestopo.ac.id
Copyright (c) 2024 Wacana: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.