CAPRES DAN PROPAGANDA POLITIK
Abstract
Carut marut politik Indonesia Pasca Orde baru memasuki babak baru, dengan tampilnya sejumlah calon presiden yang berasal dari (mantan) kalangan militer; yakni Wiranto (mantan Panglima TN/) dan Susilo Bambang Yudhoyono. Keduanya menyeruak di tengah bursa calon Presiden dari kalangan sipil: megawati, Amien Rais dan Gus Dur. Wiranto yang secara fenomeal-mengalahkan Akbar Tandjung dalam konvensi partai Golkar baru-baru ini segera mengatur strategi melakukan manuver baru mengamankan paket Capres/wapres. Salah satunya adalah dengan mendekati Abdurrahman Wahid agar tokoh 'berpengaruh' itu mau merestui pasangan Wiranto-Hasyim Muzadi sebagai Capres-Wapres. Hasyim Muzadi yang ketua PB NU-ini memang tengah 'naik daun' menerima pinangan sejumlah capres agar mau menjadi wakilnya dalam pemilu Presiden 5 Juli 2004. Sayangnya, tawaran Golkar itu ditolak mentah-mentah Gus Dur (Republika,30/4) yang mengatakan dirinya takkan merestui pasangan WirantoHasyim Muzadi sebagai Capres-wapres, begitu juga pasangan Wiranto denqan kader atau tokoh-tokoh NU atau PKB lainnya.
References
Komunikasi Propaganda, Nurudin, Rosdakarya Bandung, 2001
Koran Tempo, edisi Jumat 23 April 2004
Republika, edisi 30 April 2004
Komunikasi Propaganda karya Nurudin,2001 hal.9
DOI: https://doi.org/10.32509/wacana.v2i8.228
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Indexed by:
Recommended Tools :
Wacana: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Kampus I, Jl. Hang Lekir I/8 Jakarta Pusat, Indonesia 10270
WA: 085714422271 (Chat Only)
email: wacana@dsn.moestopo.ac.id
Copyright (c) 2024 Wacana: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.